Kethoprak

563346_118014895009367_360293765_n

Kethoprak merupakan suatu bentuk teater/ drama jawa. Konon menurut cerita, kesenian ini berawal dari kegiatan orang-orang desa jaman dahulu yang ingin menghibur diri dengan menabuh lesung sambil bercengkrama di malam purnama. Seiring waktu berjalan, tabuhan lesung atau yang sering disebut dengan gejog lesung tersebut kemudian dikolaborasikan dengan alat lain. Semakin hari gejogan tersebut semakin banyak peminatnya hingga kemudian hiburan yang bermula dari seni tetabuhan tersebut semakin berkembang dengan penambahkan dan pengurangan berbagai unsur alat serta memasukkan seni peran di dalamnya. Adanya unsur tetabuhan dan seni peran itulah yang kemudian desebut dengan Kethoprak.

Pada perkembangan selanjutnya, seni kethoprak menjadi semakin bervariasi dengan masuknya unsur karawitan di dalamnya. Alunan gamelan yang berbalut suara merdu sinden (penyanyi),  membuat  pertunjukan terasa lebih hidup. Cerita yang diangkatpun semakin bervariatif mulai dai cerita rakyat, dongeng, babad, legenda, sejarah, ataupun cerita yang adopsi dari  Negara lain seperti Sampek Eng Tay, Abunawas dan sebagainya. Biasanya cerita yang disajikan mengandung pesan moral agar kita selalu berbuat baik dan menjunjung tinggi kebenaran. Sindiran yang menyentil penguasa, tokoh agama kerap terselip dalam alur cerita ketoprak.

484030_118588408285349_222322341_n

Pagelaran atau pertunjukan kethoprak biasanya diawali dengan alunan gending dan lelagon yang dimainkan oleh wiyogo (penabuh gamelan) dan sinden (penyanyi). Kemudian masih dalam balutan gending pembuka, dibacakan penggalan cerita (sinopsis) dan nayogo (pemain) yang  akan menyajikan pertunjukan. Pembacaan sinopsis tersebut bertujuan agar penonton penasaran dan tertarik menyaksikan pagelaran hingga usai. Bunyi keprak (kentongan) sebagai penanda bahwa pertunjukan akan segera dimulai yang diawali dengan adegan jejer. Bunyi keprak tersebut sekaligus juga dipakai sebagai penghantar segmen-segmen yang akan dimainkan.

Banyak pelajaran berharga yang dapat kita ambil dari pertunjukan seni kethoprak ini. Dari segi bahasa misalnya, bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa dimana dalam bahasa jawa dikenal beberapa tingkatan bahasa yaitu ; ngoko, digunakan untuk berbicara dengan orang yang sederajad (teman), krama  digunakan untuk berbicara kepada orang yg lebih tua atau dituakan dan krama inggil, yang digunakan untuk berbicara kepada orang yang dihormati atau dalam bahas Jawa disebut pepunden. Berbeda dengan cerita-cerita jaman sekarang yang suka mengumbar kata-kata kasar, kethoprak mengajarkan bagaimana kita semestinya bertutur kata yang sopan meskipun kita sedang marahj. Kita juga dapat mengambil hikmah dari petuah-petuah yang biasanya diselipkan pada segmen dagelan yang diperankan oleh tokoh biyung emban (pembantu putri) dan juru taman (tukang kebun) sebagai gambaran rakyat jelata.

Seni pertunjukan kethoprak merupakan kolaborasi berbagai unsur seni yang meliputi seni peran, seni musik, seni olah vokal seni tari dan seni beladiri (pencak silat) yang diselingi dengan humoran ala Jawa. Sungguh, kethoprak merupakan sebuah mahakarya yang luar biasa yang diwariskan oleh nenek moyang kita. Maka sudah semestinya kita patut berbangga dan ikut melestarikan warisan budaya tersebut agar jangan sampai punah atau malah di klaim oleh bangsa lain.

MIB dari berbagai sumber

2 respons untuk ‘Kethoprak

  1. Andre Andro berkata:

    maaf mas/ mbak admin, kalo kami ingin nginap semalam di desa wisata banjaroya sekalian menonton kethoprak tarifnya berapa?
    thank’s

Tinggalkan komentar